MAKALAH
PERBANDINGAN PENDIDIKAN DI MESIR
Mata Kuliah : Pebandingan Pendidikan
Dosen Pengampu : Mukhlisin, M.Ag
Disusun Oleh:
1.
M. Nur Hasanudin 202 109 004
2.
Ahmad Syafi’i 202 109 005
3.
Ahmad Afik 202 109 006
4.
Imam Turyuti 202
109 046
Kelas A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALOGAN
JURUSAN TARBIYAH/PAI
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Mesir yang terkenal dengan sebutan ardhul
anbiyâ (negeri para nabi), memang telah menjadi kiblat keilmuan keislaman
dunia. Di samping mempunyai segudang peradaban, negeri seribu menara ini juga
merupakan gudang segala ilmu. Negara ini seakan memiliki magnet tersendiri.
Terbukti, Mesir telah memikat jutaan hati para pelajar dari berbagai penjuru
dunia untuk menimba ilmu di sana. Tentunya, semua ini tak lepas dari peran
al-Azhar: pusat pendidikan tertua yang telah melahirkan banyak ulama dunia.
Di sini, pemakalah akan memaparkan
sedikit tentang potret pendidikan Mesir. Keberhasilan pendidikan memiliki
hubungan erat dengan kemajuan sebuah negara. Sumber Daya Manusia (SDM) yang
bermutu, tentunya akan memberikan kontribusi bagi perkembangan sebuah negara,
bahkan dunia. Dari sini, setidaknya kita perlu memberikan perhatian yang lebih
pada pendidikan.
Namun demikian, pemakalah hanyalah
manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan, dimana hal tersebut memerlukan
kritik dan saran dari para pembaca demi kepentingan bersama agar kedepannya
bisa lebih baik lagi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Potret Sistem Pemerintahan di Mesir
Mesir berbentuk Republik sejak 18
Juni 1953, Mesir adalah Negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia.
Mohamed Hosni Mubarak telah menjabat menjadi presiden Mesir selama lima
periode, sejak 14 Oktober 1981 setelah pembunuhan Presiden Mohamed Anwar
el-Sadat, selain itu ia juga pemimpin partai Demokrat Nasional. Perdana Menteri
Mesir Dr. Ahmed Nazif dilantik pada 9 Juli 2004 untuk menggantikan Dr. Atef
Ebeid.
Kekuasaan di Mesir diatur dengan
sistem semipresidental multipartai. Secra teoritis kekuasaan eksekutif dibagi
antara presiden dan perdana menteri namun dalam prakteknya kekuasaan terpusat
pada presiden, yang selama ini dipilih dalam pemilu dalam kandidat tunggal.
Mesir juga mengadakan pemilu parlemen multipartai.
Pada akhir Februari 2005, Presiden
Mubarak mengumumkan perubahan aturan pemilihan presiden menuju ke pemilu
multikandidat. Untuk pertama kalinya sejak 1952. Rakyat Mesir mendapatkan
kesempatan untuk memilih pemimpin dari daftar berbagai kandidat. Namun aturan
yang baru juga menerapkan berbagai batasan sehingga berbagai tokoh seperti
Ayman Nour, tidak bisa bersaing dalam pemilihan dan Mubarak pun kembali menang
dalam pemilu. Dan pada akhir Januari
2011 rakyat Mesir menuntut presiden Mubarak untuk meletakkan jabatannya. Hingga
18 hari aksi demonstrasi besar-besaran menuntut presiden Hosni Mubarak mundur,
akhirnya pada tanggal 11 Februari 2011 Hosni Mubarak resmi mengundurkan diri.[1][1]
B. Kondisi Demografi dan Potensi Income
Negara
Mesir merupakan Negara
terbesar di wilayah Afrika Utara,
tepatnya diantara 22˚LU - 32˚LU dan 25˚BT - 36˚BT. Luas negara ini mencapai
997.739 km² dengan jumlah penduduk
sekitar 76.117.430 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Mesir mencapai 77 jiwa/km².
Wilayah Mesir yang luas tersebut kebanyakan didominasi gurun yang tidak layak
untuk dijadikan tempat tinggal, sehingga penduduknya memusat di wilayah lembah
sungai Nil dan di pesisir pantainya. Adanya penduduk asli yang tinggal secara
nomaden di daerah gurun menyebabkan Mesir mengalami ketimpangan dalam hal
penyebaran penduduk dan pendapatannnya. Meskipun memiliki banyak devisa, namun
pendapatan perkapita penduduknya hanya mencapai 1.350 US dollar. Pendapatan
tersebut didukung oleh beberapa kegiatan perekonomian diantaranya sebagi
berikut[2][2] :
1. Pertanian
Sektor pertanian menyumbangkan 17%
perekonomian negara Mesir. Meskipun didominasi oleh wilayah gurun, namun Mesir
mendapatkan berkah dari adanya aliran sungai Nil yang menyuburkan kawasan
lembah dan deltanya. Mesir terkenal sebagai penghasil kapas, gandum, kurma,
zaitun, dan serat papyrus (bahan baku kertas). Seiring dengan dibangunnya
bendungan Aswan, maka pertanian Mesir semakin maju. Saat ini produk
pertaniannya semakin berkembang dengan menghasilkan berbagai jenis buah-buahan,
sayuran, padi, dan rumput-rumputan untuk makan ternak.
2.
Peternakan dan
Perikanan
Selain sebagai petani, masyarakat
Mesir juga banyak yang hidup beternak secara nomaden. Jenis hewan ternak yang
dikembangkan secara tradisional adalah domba, biri-biri, dan unta. Adapun
perikanan dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan laut
banyak diusahakan di perairan Laut Merah dan perairan Laut Tengah, sedangkan
perairan darat banyakdiusahakan di sungai Nil dan di kawasan bendungannya.
3. Pertambangan
Hasil tambang utama Mesir adalah
minyak bumi dan gas alam yang terdapat di pantai dan perairan laut Merah serta
di kawasan gurun Libya dan semenannjung sinai. Selain hasil tambang utama
tersebut, dikembangkan juga pertambangan fosfat, bijih besi, dan garam.
Sampai tahun 1990-an, negara ini
masih swasembada gandum dan beras, malah bahan pangan pokok diekspor untuk
negara-negara Timur Tengah. Kita pernah mengimpor beras dan gandum dari Mesir
pada tahun 1980-an. Mesir juga mempunyai minyak walaupun tidak sebanyak Arab
Saudi atau Kuwait. Produksi tertinggi dicapai pada tahun 1996 dengan volume
900.000 barrel per hari. Sejalan dengan naiknya harga minyak setelah tahun
1970-an, hasil minyak tersebut dipakai untuk menyubsidi harga pangan untuk
rakyat yang cukup besar.[3][3]
C. Filsafat Pendidikan yang Dijadikan
Dasar Pengembangan Pendidikan
ketika berbicara mengeai pendidikan
maka kita akan berbicara mengenai definisi pendidikan. Pendidikan merupakan
aktifitas rasional yang membedakan manusia dengan makhkuk hidup lainnya. Hewan
juga belajar tapi lebih ditentukan oleh instinknya. Manusia belajar melauli
otaknya melalui rangkaian kegiatan menuju pendewasaan untuk mencapai kehidupan
yang lebih berarti.
Pendidikan merupakan pilar utama
terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Karena itu
diperlukan landasan dan asas-asas tertentu dalam menentukan arah dan tujuan
pendidikan. Beberapa landasan pendidikan yang sangat memegang peranan penting
dalam membentuk tujuan pendidikan adalah landasan filosofis.
Abduh Ibnu Hasan Khairullah,
filosofi islam di Mesir mengemukakan bahwa pendidikan bertujuan mendidik akal
dan jiwa serta mengembangkannya hingga
batas-batas yang memungkinkan anak didik mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat. Proses pendidikan dapat membentuk kepribadian muslim yang
seimbang, pendidikan tidak hanya mengembangkan aspek kognitif (akal) tapi perlu
menyelaraskan afektif (moral) dan psikomotorik (keterampilan).[4][4]
D. Potret dan Dinamka Penyiaran Agama
Islam
Agama memiliki peranan yang sangat
besar di negara Mesir. Secara tidak resmi adzan yang dikumandangkan lima kali
sehari menjadi penentu kegiatan disana. Kairo juga dikenal dengan berbagai
menara masjid dan gereja. Menurut konstitusi Mesir, semua perundang-undangan
harus sesuai dengan hukum Islam. Negara mengakui madhzab Hanafi lewat
kementrian Agama. Imam dilatih di ssekolah keahlian untuk imam dan di Univerits
al-Azhar, yang memiliki komite untuk memberikan fatwa mengenai masalah Agama.
90% dari penduduk Mesir adalah penganut Islam Sunni dan sebagian juga
penganut ajaran Islam sufi lokal. Dan 10% penganut agama Kristen.[5][5]
Sejumlah tokoh Agama yang mewakili
gerakan Islam Mesir mengumumkan kerja sama baru-baru ini diantara berbagai
gerakan Islam, secara umum menginginkan terbentuknya sebuah negara agama yang
menerapkan hukum-hukum Allah. Mereka juga mengatakan bahwa mereka akan
membentuk koalisi di pemilihan parlemen berikutnya dalam rangka memerangi
kekuatan-kekuatan politik sekuler di negara Mesir.
Imam Al-Azhar Ahmad Al-Thayyib
mengatakan bahwa hukum Islam (Syar’iah) harus tetap menjadi sumber utama
negara paska-Mubarak lengser. Syaikhul Azhar Ahmad Al-Thayyib mengatakan bahwa
Pasal 2 Konstitusi Mesir tidak boleh diubah atau ketegangan sektarian yang
malah akan terjadi. Pasal 2 konstitusi Mesir mengatakan bahwa “Islam adalah
Agama Negara. Arab adalah bahasa resmi, dan sumber utama hukum adalah hukum
Islam (Syari’ah).[6][6]
E.
Kebijakan di
Bidang Pendidikan Agama Islam
Lembaga fatwa Mesir (Daar Al
Ifta ) merupakan salah satu pilar utama institusi Islam di Mesir. Institusi
Islam ini sangat berperan dalam memberikan fatwa kepada masyarakat umum.
Keberadaan dan eksistensinya ditopang oleh empat lembaga keagamaan, yaitu
Al-Azhar asy-Syarif, Universitas Al-Azhar, Kementerian Wakaf dan Lembaga Fatwa
Mesir.
Daar Al Ifta inilah yang merupakan salah satu tujuan studi banding delegasi dari Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama pada 24-28 Juni 2010, berkaitan upaya penerapan hukum syariah. Delegasi juga melakukan pembinaan pencatatan nikah rujuk di KBRI Kairo, serta mengunjungi situs-situs sejarah dan perpustakaan modern Alexandria.[7][7]
Daar Al Ifta inilah yang merupakan salah satu tujuan studi banding delegasi dari Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama pada 24-28 Juni 2010, berkaitan upaya penerapan hukum syariah. Delegasi juga melakukan pembinaan pencatatan nikah rujuk di KBRI Kairo, serta mengunjungi situs-situs sejarah dan perpustakaan modern Alexandria.[7][7]
F.
Sistem Manajemen
pendidikan
1. Otorita
Sistem pendidikan di Mesir adalah
tanggung jawab Kementrian Pendidkan negara. Kementrian pendidikan bertanggung
jawab mulai dari pendidikan prasekolah
sampai ke pendidikan tinggi dalam aspek perencanaan, kebijakan, kontrol
kualitas, koordinasi dan pengembangannya. Pejabat-pejabat pendidikan di tingkat
governorat bertanggung jawab atas pengimplementasianya. Mereka yang memilih
lokasi, membangun dan melengkapi serta mengawasinya agar berjalan dengan baik.
Mereka juga berusaha mendorong sumbangan dan partisipasi masyarakat.
Ringkasnya, mereka bertanggung jawab atassegala sesuatu untuk menjamin
terselenggaranya opersional sekolah dengan efisien.[8][8]
2. Standar Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan
Sistem pendidikan saat ini
mempertimbangkan sekolah persiapan (sekolah menengah pertama) sebagai jenjang
terakhir untuk wajib belajar. Hampir 390,000 ribu guru yang bertugas di
seklah-sekolah Mesir pada tahun 1990. Kira-kira 50% diantaranya mengajar di
sekolah dasar, 22% di sekolah persiapan (sekolah menengah pertama), dan 16% di
sekolah menengah atas. Hanya 17% yang mengajar di sekolah al-Azhar dan sekolah
khusus.
Sampai akahiar 1990-an, kekurangan
guru sudah biasa, dan siswa ditawari beasiswa untuk masuk ke institut
pendidikan guru. Akhir-akhir ini jumlah suplai guru sudah melebihi pada
beberapa sekolah dan daerah. Tetapi tampaknya dalam beberapa tahun yang akan
datang akan terjadi kekurangan guru dalam beberapa bidang seperti guru bahasa
dan guru-guru pendidikan khusus. Lebih jauh lagi, sekolah di pedesaan atau
pedalaman sulit dilengkapi gurunya. Oleh sebab itu guru-guru baru harus
terlebih dahulu mengajar beberapa waktu di pedesaan atau pedalaman sebelum
diberi hak untuk diangkat sebagai guru tetap. Pendidikan guru saat ini
dilaksanakan di universitas dengan masa belajar selama empat tahun sebagai
pendidikan paling rendah untuk menjadi guru sekolah dasar dan sekolah menengah.[9][9]
3. Pendanaan/Standar Pembiayaan
Pendidikan
Pengeluaran pemerintah untuk
pendidikan formal pada tahun 1988 adalah 18,5% dari total pengeluaran untuk
masyarakat. Gaji menyerap 80% lebih,
sementara pengeluaran lain 20%. Investasi gedung meningkat pada awal tahun
1980-an dari 7% menjadi 13%. Masih saja tidak cukup gedung-gedung sekolah, dan
apabila seluruh permintaan dipenuhi, pemerintah harus menyediakan biaya lebih
dari E3 miliar pound (US$2,94 miliar) dalam masa 10 tahun yang akan datang.
Mesir menerima bantuan dari Bank
Dunia, UNICEF, UNESCO, dan negara-negara sahabat seperti Amerika Serikat,
German, Kerajaan Inggris, dan negara-negara Arab. Walaupun jumlah bantuan itu
cukup besar, namum masih banyak lagi yang harus dicapai dalam bidang
pendidikan, terutama dalam meningkatkan efisiensi manajemen dan belanja
pendidikan.[10][10]
4. Standar Pengembangan Kurikulum dan
Sistem Penilaian atau Evaluasi Pendidikan
Di Mesir,
kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan,
supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang
berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran
atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga
segala keputusan dapat di koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan
oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara
resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum dapat diubah
dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat
Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi
mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya
dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan
apabila diperlukan perubahan, sebuah penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk
mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar besar
supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guru-guru
guna memberikan bimbingan dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat
latihan, sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk
pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode mengajar.
Garis besar
kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas
dibentuk untuk menulis buku teks. Buku tes menurut kurikulum tidak persis saama
dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti
kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas
guru bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan
pengajaran masih berorientasi verbal. Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau
lembaga-lembaga termasuk panitia kurikulum dari semua jurusan para akademisi
dan asosiasi guru mata pelajaran. Pada umumnya sekolah dan masing-masing guru
mempunyai kebebasan yang agak luas dalam memilih materi pelajaran.[11][11]
Untuk pengembangan evaluasi pendidikan NCEE (National
Center for Examinition Evaluation) atau pusat pengembangan Kurikulum dan
Evaluasi Pendidikan yang terletak di al-Madina al-Munawara sreet, Kairo juga
memiliki peranan penting. Lembaga ini merupakan lembaga independen yang diberi
kewenangan yang bersifat otonomi oleh kementrian pendidikan Mesir yang
didirikan untuk menyelenggarakan kebutuhan kajian saintifik untuk kebutuhan
pengujian data, evaluasi pendidikan agar kurikulum yang telah ditetapkan dapat
dicapai sesuai dengan target.[12][12]
Pengembangan evaluasi pendidikan dilakukan secara
serempak pada siswa semua jenjang pendidikan dan mata pelajaran yang menjadi
fokus pengembangan mencakup semua mata pelajaran. Sedangkan untuk pengembangan
kurikulum yang juga menjadi tanggung jawab NCEE, semua mata pelajaran telah
dikembangkan dalam bentuk buku pelajaran, yang disebarkan ke setiap sekolah.
Untuk menunjang efektifitas penggunaan buku, NCEE juga mngembangkan sejumlah CD
interakatif yang dapat digunakan pada proses pembelajaran siswa dan training
guru.
BAB III
KESIMPULAN
Ø Mesir merupakan Negara
terbesar di wilayah Afrika Utara,
tepatnya diantara 22˚LU - 32˚LU dan 25˚BT - 36˚BT.
Ø Kekuasaan di Mesir diatur dengan
sistem semipresidental multipartai. Secra teoritis kekuasaan eksekutif dibagi
antara presiden dan perdana menteri namun dalam prakteknya kekuasaan terpusat
pada presiden.
Ø Pendapatan didukung oleh beberapa
kegiatan perekonomian diantaranya
pertanian, peternakan, perikanan dan
pertambangan.
Ø Abduh Ibnu Hasan Khairullah,
filosofi islam di Mesir mengemukakan bahwa pendidikan bertujuan mendidik akal
dan jiwa serta mengembangkannya hingga
batas-batas yang memungkinkan anak didik mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat.
Ø Menurut konstitusi Mesir, semua
perundang-undangan harus sesuai dengan hukum Islam.
Ø Sistem pendidikan di Mesir adalah
tanggung jawab Kementrian Pendidkan negara.
Ø Mesir menerima bantuan dari Bank
Dunia, UNICEF, UNESCO, dan negara-negara sahabat seperti Amerika Serikat,
German, Kerajaan Inggris, dan negara-negara Arab.
Ø Di Mesir, kurikulum
adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor,
para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman.
Ø Pengembangan evaluasi pendidikan
dilakukan secara serempak pada siswa semua jenjang pendidikan dan mata
pelajaran yang menjadi fokus pengembangan mencakup semua mata pelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Agustiar, Syah Nur. 2011. Perbandingan
Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung: Lubuk Agung.
Kalla, M. Jusuf . 2011.“Mesir: Pangan, Minyak, “Revolusi”. Dalam Kompas . 4 Februari 2011. Jakarta.
http://id.m.wikipedia.org/wik/mesir.
Diakses, 23 Februari 2012, jam :
23:05 wib.
http://www.crayonpedia.org/mw/Negaranegara_Yang_Digolongkan_Sebagai_Negara_Maju_dan_Berkembang_9.1
. Diakses, 24 februari 2012, jam: 23:00 wib.
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=97532. Diakses, 27 Februari 2012, Jam: 11:15
wib.
http : //yakuzay.blogspot.com/2010/06/sistempendidikan-di-mesir.html. Diakses, 23 februari 2012, jam :
23:30 wib.
http://sahabatilmucenter.wordpress.com/landasan-pendidikan-filsafatilmu/.Diakses, 23 Februari 2012, Jam: 23 15 wib
http://www.masjidalamanah.com/2011/04/perjuangan-umat-islam-di-mesir/.
Diakses, 25 Februari 2012. Jam : 09:32 wib
[1][1] http :
//id.m.wikipedia.org/wik/mesir. Diakses pada tanggal 23 Februari 2012, jam : 23:05
wib.
[2][2] http://
www.crayonpedia.org/mw/Negara-negara_Yang_Digolongkan_Sebagai_Negara_Maju_dan_Berkembang_9.1
. diakses pada tanggal 24 februari 2012, jam : 23:00 wib.
[3][3] M. Jusuf Kalla, “Mesir:
Pangan, Minyak, Revolusi”, (Jakarta: Kompas ,4 Februari 2011), hlm. 9.
[4][4] http:
//sahabatilmucenter.wordpress.com/landasan-pendidikanfilsafat-ilmu/. Diakses
pada tanggal 23 Februari 2012, Jam: 23 15 wib.
[5][5] http :
//id.m.wikipedia.org/wik/mesir. Diakses pada tanggal 23 Februari 2012, jam
: 23:05 wib.
[6][6]http://www.masjidalamanah.com/2011/04/perjuangan-umat-islam-di-mesir/.
Diakses pada tanggal 25 Februari 2012.
Jam : 09:32 wib.
[8][8] Syah Nur, Agustiar, Perbandingan
Sistem Pendidikan 15 Negara (Bandungn : Lubuk Agung, 2011), hlm. 232.
[9][9] Ibid., hlm.
234-235 .
[10][10] Ibid., hlm.
233-234.
[11][11] Ibid., hlm. 235.
[12][12] http :
//yakuzay.blogspot.com/2010/06/sistempendidikan-di-mesir.html. Diakses
tanggal 23 februari 2012 , jam : 23:30 wib.